Sebuah pertemuan yang tak diinginkan

Wahai kau gadis yang dipertemukan oleh tuhan. Maafkan aku telah mencintai mu dengan sesuka hati ku. Aku tau ini pertemuan awal yang membuatku tak bisa memilikimu. Wajar juga jika kamu bimbang akan diri ku yang tak mampu memberikan usaha untuk mu. Kala cinta ini tak bisa di bendung, gelisah ini pun mulai menjadi.

Petemuan ini seharusnya menjadi peretemuan dua insan yang saling kenal. Bukan satu insan yang mengemis sebuah cinta. Awal pertemuan kita bagaikan sebuah awal dari kehancuran sebuah hati yang pernah di sirami oleh bumbu-bumbu kasih sayang.

Maafkan aku bila rasa ini tumbuh tanpa adanya pemikiran kedepan. Kenyamanan ini membuatku utuh. Kenyamanan ini membuatku senyum bahagia tanpa adanya dosa. Perhatianmu ini membuatku hidup seperti di taman bunga yang harum akan pesonamu.

“Karena sebuah kenyamanan ini membuat seseorang mencintaimu tanpa keraguan. Karena sebuah kenyamanan membuat seseorang jatuh dalam pelukan mu. Karena sebuah kenyamanan membuat orang tenang disisimu.”

Aku tahu pertemuan ini seharusnya tidak membuatku untuk mencintaimu. Namun hati ini berkata untuk berada disamping mu itu dapat membuatku nyaman. Aku tahu setiap bersama mu aku tidak lah selalu mengambil pusat perhatianmu. Namun hati ini berkata untuk selalu membuatmu tersenyum.

Hingga akhirnya aku tau. Aku sadar akan diriku yang terlanjur terjerumus kedalam hatimu. Membuatku lebih suka terhadap mu. Lebih mencintaimu. Membuatku berusaha untuk merebut hatimu.

Akhirnya perhatian ku terhadap mu berlebih disaat ini juga. Membuatmu semakin asik mengobrol dengan ku. Membuatmu mengenalku lebih dalam. Membuatmu lebih asik apa bila bersamaku. Membuatmu lebih nyaman apa bila kita saling bersama.

“Karena cinta tau arti dibalik kenyamanan itu adalah sebuah pertanda awal untuk memulai kebersamaan.”

Kebersamaan kita bagaikan tak terbendung. Kebersamaan kita bagaikan sebuah menara kembar yang takbisa dipisah. Kebersamaan kita bagaikan sepasang kekasih yang saling mencintai tanpa adanya pertikaian.

Tapi apa kita resmi sebagai sepasang kekasih? Apakah kita hanya sebatas nyaman bisa menjadi seorang kekasih? Apakah arti nyaman ini selalu membuatmu sayang terhadapku?

Aku tau aku bukan lah siapa-siapa mu aku tau aku terlalu berobsesi memilikimu. Aku tau aku bodoh karena terlalu membawa perasaan lebih ini kepada mu. Aku tau jika aku bodoh terlalu berharap terhadapmu.

Hingga aku sadar. Sayangmu hanyalah sebatas teman bagi mu. Sayangmu adalah sayang yang tidak melebihi dari batas teman. Sayang yang bahkan hanya tak akan pernah mendapat status yang jelas.

“karena satu hal yang membuatku sedih. Saat aku sayang, saat aku nyaman, aku sadar kalo aku bukanlah siapa-siapa bagi mu”

“bahkan tuhanpun tau jika pertemuan ini adalah pertemuan yang tak diinginkan. Pertemuan antara dua insan yang bertemu untuk saling berteman saja. Pertemuan seorang pria dan wanita yang ditakdirkan untuk berteman”

Maafkan aku yang telah membuatmu risih akan sifatku. Maafkan aku yang telah membuatmu kecewa akan usahaku. Maafkan aku karena telah mencintaimu. Maafkan aku karena kelemahanku yang telah menyerah berusaha untuk mu. Dan maafkan aku telah menjadi lelaki yang lemah dimatamu.

“selamat untuk menempuh hidup baru besama kekasihmu. Bawa dia kedalam kenyamanan yang pernah kau bawa dulu. Jaga dia selalu sampai akhir hayatmu. Jangan pernah sakiti dia apapun itu alasannya selamat tinggal wahai gadis yang dipertemukan oleh tuhan”
SHARE

Unknown

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment

3 komentar:

  1. Jika kau menulis dengan hati, resapilah. Jika kau menulis dengan emosi, renungilah. Semoga kisahmu ini menjadi bahtera untuk menuju 'kenyamanan' lagi.

    BalasHapus